Thursday, October 30, 2008

Setiap Langkah Adalah Anugrah!

(Diforward oleh Ibu Merry Salim)


Seorang professor diundang untuk
berbicara di sebuah basis militer. Di
sana ia berjumpa dengan seorang prajurit
yang tak mungkin dilupakannya, Ralph,
penjemputnya di bandara.

Setelah saling memperkenalkan diri, mereka
menuju tempat pengambilan bagasi.
Ketika berjalan keluar, Ralph sering
menghilang. Banyak hal dilakukannya.

Ia membantu seorang wanita tua yang
kopornya jatuh dan terbuka, kemudian
mengangkat dua anak kecil agar mereka
dapat melihat sinterklas. Ia juga
menolong orang yang tersesat dengan
menunjukkan arah yang benar. Setiap
kali, ia kembali ke sisi sang professor
dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Dari mana Anda belajar melakukan semua
hal itu?" tanya sang professor.
"Melakukan apa?" tanya Ralph.
"Dari mana Anda belajar untuk hidup
seperti itu?" desak sang professor.
"Oh, kata Ralph, selama perang! Saya
kira, perang telah mengajari saya
banyak hal."

Lalu ia menuturkan kisah perjalanan
tugasnya di Vietnam. Juga tentang
tugasnya saat membersihkan ladang
ranjau, dan bagaimana ia harus menyaksikan
satu per satu temannya tewas terkena
ledakan ranjau di depan matanya.
Saya belajar untuk hidup di antara pijakan
setiap langkah, katanya.

Saya tidak pernah tahu, apakah langkah
berikutnya adalah pijakan terakhir,
sehingga saya belajar untuk melakukan
segala sesuatu yang sanggup saya
lakukan tatkala mengangkat dan
memijakkan kaki. Setiap langkah yang
saya ayunkan merupakan sebuah dunia baru,
dan saya kira sejak saat itulah saya
menjalani kehidupan seperti ini.

Kelimpahan hidup tidak ditentukan oleh
berapa lama kita hidup, tetapi sejauh
mana kita menjalani kehidupan yang
bermakna bagi orang lain.

Nilai manusia tidak ditentukan dengan bagaimana ia
mati, melainkan bagaimana ia hidup.

Kekayaan manusia bukan apa yang ia
peroleh, melainkan apa yang telah ia
berikan.

Selamat menikmati setiap
langkah hidup Anda dan bersyukurlah!

"Banyak orang berpikir bagaimana
mengubah dunia ini. Hanya sedikit yang
memikirkan bagaimana mengubah dirinya
sendiri.."

"Faith, hope and love, but the
greatest is Love... "


(Kikz)

Tuesday, October 28, 2008

Pelajaran Dari Daud dan Hiram.


"Jangan kecewa dan
jangan pernah kehilangan 'mimpi' dengan Tuhan!"

(Oleh: Rev. Franky Pandelaki)

2 Samuel 5:11, 12 11. Hiram, raja negri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. 12. Lalu tahulah Daud, bahwa Tuhan telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umatNya.

Kita akan melihat 'pelajaran hidup Kristiani' dari dua sisi, dari dua tokoh penting dalam cerita ini, yaitu Daud dan Hiram.

Dari sisi Hiram!

1. Bangun istana bagi orang lain!

Hiram, raja negri Tirus, secara langsung tidak diuntungkan oleh Daud. Dia bukan rakyat bangsa Israel yang dilayani dan dipimpin oleh Daud. Tidak tercatat juga bahwa dia mempunyai hubungan saudara dengan Daud... Tetapi dia membangun istana bagi Daud!

Istana dalam pengertian rohani berbicara soal... tempat di mana orang lain merasa nyaman dan bahagia karena melihat dan mengalami kemuliaan TUhan!

Kita, umat Tuhan, mempunyai tugas dari Dia untuk membangun 'istana' bagi sesama kita. Semakin banyak istana-istana yang kita bangun untuk semakin banyak orang yang tak beristana... semakin senang Tuhan yang mengutus kita!

Dalam keseharian kita, kita bangun tempat nyaman di mana orang lain bisa merasa bahagia karena melalui kita (dan semua yang kita lakukan!) mereka bisa melihat dan mengalami kemuliaan TUhan!

Istana... penuh dengan barang-barang indah, perabotan yang berkilau dan bersih, aroma yang semerbak mewangi, ornamen dan hiasan yang terbuat dari emas, mutiara, berlian dan semua semua yang ASLI, MURNI dan BERKUALITAS!

Mari kita lihat hidup kita....
Apakah di dalamnya sudah berisikan, PENUH, dengan hal-hal indah, berkilau, harum, asli, murni dan berkualitas?

Kalau sudah... berarti kita sudah dan sedang terus membangun istana bagi orang lain! Kalau belum... berarti kita hanya membangun 'gubuk reot' buat orang lain!

2. Sediakan diri untuk dipakai Tuhan sebagai alat penggenapan janjiNya!

Tuhan yang memiliki janji, Dia yang mengatur segala perencanaan untuk penggenapan janji itu... tetapi Dia juga memerlukan 'orang-orang' yang bisa dan bersedia Dia pakai sebagai alat penggenapan janjiNya itu!

Hiram menyediakan diri untuk mau bekerja sama dengan Tuhan untuk menjadi berkat bagi Daud. Hiram bersedia dipakai Tuhan menjadi alat dan media penggenapan janjiNya. Karena Hiram 'bersedia', maka istana bagi Daud berhasil terbangun!

Dalam keseharian kita...
Untuk bisa membangun istana bagi orang lain, untuk menjadikan hidup kita berarti bagi orang lain, untuk bisa memberkati orang lain... kita dituntut untuk 'menyediakan' diri dan mau bekerja sama dengan TUhan!

Kalau kita bersedia dipakai Tuhan sebagai alat penggenapan janjiNya... dalam prosesnya, kitapun menikmati berkat luar biasa... yaitu TERPILIH MENJADI BAGIAN DARI PROYEK PEKERJAAN TUHAN YANG BESAR!

Dari sisi Daud!

1. Jangan menuntut atau mengharap imbalan dari orang-orang yang kita layani.

Sebelum cerita ini, rupanya Daud adalah seorang 'raja tak beristana'. Padahal Israel adalah sebuah bangsa yang besar. Di bawah kepemimpinan Daud, angkatan bersenjatanya meraih kemenangan demi kemenangan dalam perang dan berhasil menahlukkan bangsa-bangsa lain.

Untuk memimpin bangsa yang besar ini, tentu perlu kerja keras luar biasa. Setelah semua kerja keras dan perjuangannya sebagai raja sebenarnya 'sah-sah' saja kalau Daud menuntut atau meminta kepada Tuhan atas sebuah istana.

Tetapi ia tidak melakukannya. Daud tetap melakukan tugas-tugasnya yang berat sebagai raja untuk memerintah bangsa Israel. Daud tetap dengan setia maju perang bersama tentaranya. Dia tidak 'menuntut imbalan' dari bangsa Israel untuk membangunkan istana baginya. Sepertinya dia tidak 'pusing' mau dapat imbalan atas jerih lelahnya atau tidak!.

2. Yakini janji Allah

Daud menikmati saja pekerjaannya, pelayanananya! Masalah balasan dan penghargaan... dia serahkan saja di tangan Tuhan sebagai hak otonomi dari Tuhan!

Berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadinya dengan Tuhan, Daud yakin bahwa Tuhan di pihaknya. Dia sangat yakin bahwa janji Allah akan terwujud baginya.

Seberapa besarkah keyakinan kita akan janji Allah? Dalam saat-saat di mana (seolah) tidak tampak sama sekali tanda-tanda perwujudannya... masihkan kita sanggup menyakini sepenuhnya bahwa janji Tuhan itu PASTI terjadi?

3. Yakini 'kemaha-kuasaan' Tuhan untuk menggunakan apa saja, siapa saja untuk menggenapi janjiNya.

Dan lihat bagaimana di akhir cerita ini, bahwa Tuhan sudah merencanakan dengan detail bagaimana membangun istana bagi Daud. Bukan bangsa Israel yang 'dilayaninya' yang membangun istana bagi Daud... melainkan raja lain, Hiram dari bangsa lain!

Tuhan sanggup menggerakkan dan menggunakan apa saja dan siapa saja untuk memberi kemuliaan bagi kita. Untuk membalas segala jerih lelah kita dalam pelayanan. Untuk menghargai segala yang kita kerjakan dan kita buat bagi Dia.

Tetapi Tuhan akan melakukan segala perkara besar ini JUSTRU kalau kita TIDAK mengharapkannya dan mulai berhitung dengan Dia. Jangan mengerjakan pelayanan, jangan berbuat baik, jangan bekerja bagi Tuhan dengan penuh perhitungan!.

Speerti Daud, mari kita lakukan saja pekerjaan Allah dalam hidup kita, nikmati saja perjalanan kita bersama Tuhan, dan hal lainnya akan dengan sendirinya mengikuti. Karna Dia sudah mengatur dan merencanakannya dengan matang menurut caraNya!

4. Know our value!
(Kenali betapa 'berharganya' pengalaman hidup kita bersama Tuhan!)


2 Samuel 7 : 8-10 8. Oleh karena itu, beginilah kau katakan kepada hambaku, Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umatKu Israel. 9. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kau jalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. 10. Aku menentukan tempat bagi umatku Israel dan menanamkannya sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,

Kalau kita menghitung, menyimpan, mengingat dan menghargai betapa banyaknya yang telah Tuhan lakukan bagi kita dan betapa indahnya perjalanan hidup kita bersama Tuhan... maka kita tidak akan mungkin kecewa. Kita akan 'tahu diri' betapa banyaknya hal besar yang sudah Tuhan lakukan bagi kita di sepanjang perjalanan hidup kita, yang akhirnya membawa kita sampai di tempat dan posisi hidup kita saat ini.

Bukankah kalau kita berada di keadaan hidup dan keadaan rohani yang baik saat ini, semua adalah bukti Tuhan telah sertai kita selama ini?

Kalau tidak karna penyertaan Tuhan ....
Di mana kita berada sekarang ini?
Seperti apa kondisi rohani kita saat ini?

Yang lebih berharga dari berkat-berkat Tuhan adalah Dia Sang Pemberi berkat!
Yang lebih indah dari penyertaan Tuhan adalah Dia Sang Penyerta!
Yang lebih manis dari perjalanan bersama Tuhan adalah Dia yang Berjalan bersama kita!

Kalau kita tahu 'harga' kebersamaan kita dengan Tuhan, kita tidak akan pernah kecewa...
dan tidak akan pernah kehilangan 'mimpi' bersama Tuhan. Kita tidak akan pernah kehilangan 'cita-cita' dan 'harap-harap cemas' untuk menantikan pengalaman-pengalaman baru yang manis bersama TUhan!

Mari kita, fokuskan pelayanan kita, perjuangan hidup kita sebagai umat Tuhan, bukan pada berkat-berkat dan hadiah dari Tuhan... tetapi pada Dia Sang Sumber!

"Selamat membangun istana bagi orang lain,
Selamat terus 'bermimpi' dan melakukan hal-hal indah bersama Tuhan,
Tuhan memberkati!"



(Kikz)

Saturday, October 25, 2008

7 Wonders of The World VS Millions Wonders of God's!

(Diforward oleh: Ibu Maggie Chiglo)

Untuk direnungkan...


Bahwa,
pada keseharian kita
pada diri dan hidup kita
Adalah bukti
Kebesaran Tuhan!


Selamat menikmati, Tuhan Memberkati!





(Kikz)

Friday, October 24, 2008

Menterjemahkan Bahasa Cinta.


Oleh: Dwi Bounyarith


'Cinta' dalam berbagai bahasa dunia...
Love, Libe, Amor, Zet Aime, Trisno, Hak, Aie, Cinto, ... and so on!

Terjemahan kata 'love' menurut definisi The Random House College Dictionary adalah "A feeling of warm personal attachment or deep affection as for a parent, child, friend or person of opposite sex" (Perasaan hangat dari ikatan batin atau rasa peduli yang mendalam dari satu manusia kepada manusia lain, seperti kepada orang tua, anak, sahabat atau lawan jenis.)

Kata 'cinta' atau 'kasih' dalam Alkitab didefinisikan dengan batasan-batasan adjective (kata sifat) yang luar biasa luas dan dalam dan beragam...


"Kasih itu sabar; kasih itu murah hati; ia tidak cemburu.
Ia tidak memegahkan diri dan tidak sombong. Ia tidak melakukan yang tidak sopan dan tidak mencari keuntungan diri sendiri. Ia tidak pemarah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Ia tidak bersuka cita karena ketidak adilan, tetapi karena kebenaran. Ia menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu.
Kasih tidak berkesudahan..."

(1 Korintus 13 : 4-8)

Dari sudut pandang Linguistics (ilmu bahasa) mungkin definisi-definisi di atas sudah lebih dari cukup untuk menterjemahkan bahasa cinta. Kita cukup mengerti apa arti kata 'cinta'.

But in real life...
Bagaimana menterjemahkan bahasa cinta itu ke dalam sikap hidup, tindakan konkrit, peristiwa... ke dalam 'bahasa wujud'!

Berikut adalah input menarik yang saya kumpulkan dari berbagai sumber, cukup kerharga untuk dijadikan bahan permenungan tentang 'menterjemahkan bahasa cinta' dari Linguistics ke Realistics.

Selamat menikmati, semoga diberkati!


Love is... Our Reason of Being!
(Cinta adalah... Alasan inti hidup kita!)

"Menurut saya, cinta adalah tujuan hidup yang seutuhnya. Cinta adalah Tuhan sedang mengekspresikan warna diriNya dalam dan melalui kita. Kalau cinta mulai diwarnai ikatan dan kecemburuan, dan hal-hal negatif lainnya... menurut saya itu berarti kita mulai 'menyusupkan' ekspresi warna diri kita sendiri ke dalam campuran warna 'Cinta' yang sebenarnya dan tidak membiarkan Tuhan, yaitu 'Cinta' itu sendiri untuk berekspresi bebas dan total tanpa halangan di dalam dan melalui kita.

Menurut saya, dengan pertumbuhan iman kita dalam perjalanan rohani, kita akan belajar, kita akan semakin mengenal celahnya, kita akan semaki tahu cara membiarkan 'Cinta itu, yaitu Tuhan' mengalir di dalam kita dan berekspresi bebas melalui kita tanpa memasang batasan-batasan kemanusiaankita sendiri. "
(Nnn123 - Beliefnet)



Love is... Openess!
(Cinta adalah... Keterbukaan!)

"Bagi saya cinta adalah keterbukaan. Hidup kita dibuka dan diberikan bagi orang lain disekitar kita, sepanjang perjalanan hidup kita!. Untuk dapat diterima, cinta harus diberikan. Dalam berbagai bentuknya yang berbeda-beda, cinta sebenarnya sangat sederhana... yaitu bagaimana kita menunjukkan kepada dunia siapa kita yang sebenarnya. Kita sudah menerima cinta Tuhan, sebagai balasannya... kita harus memberikanNya kembali kepada dunia. Dunia bisa menjadi tempat yang lebih baik kalau semua penghuninya bersedia memberi cinta, bukan hanya meminta dan menerima. Sebenarnya kita semua sudah tahu cara mencintai... tapi sedihnya, justru pengetahuan itu sering kita salah gunakan!"
(royalsd -Beliefnet).



Love is... Simple Gestures That Speak Volume.
(Cinta adalah... Tindakan Sederhana yang Penuh Berisi.)

"Dalam hidup keseharian saya, cinta itu sangat sederhana. Saya melihat kekuatan cinta dalam hidup saya ketika saya berbaring di pangkuan suami yang dengan setia mengurut lembut punggung saya yang rasanya mau patah, padahal dia juga hari itu sibuk dan bekerja keras. Atau ketika saya pulang kerja, seharian jengkel karena boss marah-marah dan sempat membuat saya menangis... sampai di rumah kucing kecil saya lompat ke pangkuan saya dan dengan manja meminta perhatian dan kasih sayang dari saya.

Atau ketika ibu saya membeli bunga dan menaruhnya di vas yang cantik untuk menghiasi rumah baru saya... untuk menghibur saya yang dia tahu sedang having a bad day! Tindakan-tindakan sederhana yang kecil-kecil semacam itulah yang mengeja kata cinta, setidaknya bagi saya... setiap hari. (emmabliss57)


Love is... Taking Action!
(Cinta adalah... Mengambil Tindakan!)

"Cinta itu sebuah 'aksi', sesuatu yang secara aktif kita lakukan!. Saya memulai hidup dengan terpaku pada pengertian bahwa cinta itu 'how I felt', 'apa yang saya rasakan'. Ternyata saya tak pernah bisa mencintai... kalau berdasarkan 'how I felt'.

Sekarang fokus saya lebih pada... Prinsip: Apakah saya menerima? Apakah saya rela melakukan banyak hal bagi orang? Apakah saya mengampuni?

Pengampunan ini besar sekali artinya dalam cinta. Bahkan saya berani katakan... bukan cinta kalau ia tidak pernah mengalami 'insiden' di mana salah satu atau kedua pihak harus saling memaafkan dan mengampuni! Adalah mudah untuk mencintai orang yang selalu setuju dan melakukan apa yang kita kehendaki atau orang yang tidak pernah membuat kita frustrasi.

Tetapi ketika saya mengampuni... (di sini letak kekuatannya) saya berhak mengatakan bahwa saya benar-benar telah berhasil bisa mencintai, sekalipun emosi yang saya rasakan tidak match dengan definisi 'bagaimana rasa cinta itu seharusnya..." (mikeincolorado)


Love is... Humility in Hard Time.
(Cinta adalah... Sikap Menerima
dengan Tetap Bersyukur Dalam Masa Sulit.)

Kata... pasrah, menerima total dengan sikap hati yang merendah dan tetap bersyukur... muncul di pikiran saya ketika ditanya tentang cinta.

Saya baru merasakan arti kata cinta yang sesungguhnya ketika saya jatuh sakit, dan bukan dirawat, tetapi dalam kesakitan itu, justru saya harus merawat dan menjagai Ibu saya, yang mulai pikun dan tersiksa dengan penyakit Alzheimers, 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

Dia berubah menjadi seperti anak bagi saya. Bertahun-tahun saya menjagai dan menyaksikan Ibu saya sedikit demi sedikit digerogoti (badan dan jiwanya) oleh penyakit ini. Tetapi dalam tahun-tahun sulit ini... hati saya selalu pasrah pada Tuhan. Selalu saya temukan hal-hal yang saya syukuri kepada Tuhan. Salah satunya... saya sangat bersyukur bahwa walaupun Ibu saya pikun dan tak ingat apa-apa... ia selalu ingat dan mengenali saya!

Sampai suatu hari ketika Ibu akhirnya dipanggil Tuhan... saya ada disana. Disampingnya menggenggam tangannya, mengantarnya berpindah alam. Bagi saya... itulah makna cinta yang sebenarnya. Itulah hal terbaik yang pernah saya berikan atas nama cinta bagi seorang manusia lain. (Gypsyrosallee).


Love is... Putting Others First.
(Cinta adalah... Mendahulukan Orang Lain.)

"Bagi saya cinta adalah kemampuan dan kemauan untuk mengesampingkan kepentingan sendiri agar bisa melayani kebutuhan sesama... keluarga, sahabat, tetangga, bahkan musuh.

Membungkam suara-suara di kepala kita yang terus menerus menuntut... aku perlu ini perlu itu... mau ini mau itu, harus punya ini harus punya itu, harus kesini harus kesitu. Menghentikan tuntutan-tuntutan egoistik diri sendiri dan menyediakan waktu, uang, tenaga dan semangat untuk orang lain. Termasuk di dalamnya adalah menyediakan telinga dan kesabaran bagi orang lain. Dengan sabar mendengarkan cerita seorang kakek tua yang sedang bernostalgia menghitung kembali kenangan jaman keemasannya. Menyediakan waktu untuk berusaha memahami dan mengerti orang lain, bahkan mereka yang tidak kita sukai, sehingga kita tidak terlalu cepat menghakimi dan mengecam.

Semua manusia adalah harta berharga di mata Tuhan yang adalah Kasih...
Karena itu...
Semua orang layak kita berikan waktu, perhatian, kepedulian dan kasih sayang kita! (Leslielouise).


Love is... Compassion.
(Cinta adalah... Peduli)

"Cinta adalah satu kata yang mempunya beragam bentuk dan jenis. Ada cinta persahabatan, ada cinta romantis. Menurut saya 'kepedulian' adalah juga merupakan bentuk cinta... bahkan mungkin jenis cinta ini yang dapat menyelamatkan kelanggengan species manusia dan planet kita.

Saya juga percaya sekali bahwa dosa mula-mula adalah dosa 'keakuan yang mementingkan diri sendiri'. Dosa ini juga yang sampai saat ini merupakan faktor terbesar yang menyebabkan berbagai masalah dan penderitaan di muka bumi. Banyak orang berpendapat bahwa cinta lawan katanya adalah benci. Tapi bagi saya, lawan kata cinta adalah selfishness 'mementingkan diri sendiri'.

Cinta adalah... berbagi, peduli, dan mengambil tindakan yang benar.
Cinta adalah semua yang baik, dan tidak mengandung satupun yang tidak baik!
(PluckyClucky).


Love is... Unconditional.
Cinta adalah... Tanpa Syarat.

"Cinta berarti menerima seseorang sebagai mana ia diciptakan dengan tidak menetapkan syarat. Itu juga berarti mencintai dan menerima seseorang tanpa terpengaruh apapun yang ia lakukan atau ucapkan. Cinta berarti juga... meminta maaf meskipun bukan pada posisi yang bersalah, kalau kita mencintai orang yang kebetulan memiliki 'ego' yang besar.
(Lovelight6).


Love Wears Different Faces in Different Places.
Cinta mengenakan wajah berbeda di tempat yang berbeda.

"Menurut saya kitab 1 Korintus berbicara tentang wajah-wajah cinta yang beragam. Kalau kita pikirkan, cinta seorang ibu kepada anaknya, bukankah cinta itu berwajah sabar, lemah lembut, penuh pengorbanan dan sebagainya?. Demikian juga cinta kepada pasangan hidup... bukankah di dalamnya kita akan dipertemukan dengan wajah cinta yang berbeda-beda setiap hari, dalam setiap fase perkembangan cinta itu sendiri?

Intinya, menurut saya adalah...
Kapanpun, di manapun dalam kondisi apapun... upaya kita untuk selalu hadir, untuk melakukan sebanyak mungkin yang menyenangkan dan tidak melakukan, kalau bisa meniadakan, hal-hal yang menyakiti orang yang kita cintai... itulah cinta!

Hitung hingga 100 kalau anda mulai panas menghadapi orang yang anda cintai, jaga kata-kata yang keluar dari mulut, tarik nafas dalam dan mulailah berusaha mengerti sudut pandangnya, kemudian cobalah membantunya untuk memahami sudut pandang anda. Memang ini tidak selalu menjamin adanya kesepakatan, tetapi minimal anda sudah memberikan diri anda sebanyak mungkin dan keluar dari comfort zone diri sendiri. Berarti anda telah memberi cinta kepada orang yang anda cintai yang mempunyai arti penting bagi hidup anda.

Cinta memang memiliki wajah beragam, dan kadang tidak mudah untuk memakaikan wajah cinta itu secara utuh, setiap waktu.
Tetapi satu hal yang pasti... it's always there, selalu ada cinta!
(Pugglesrule)


"Selamat menterjemahkan bahasa cinta dalam keseharian anda sendiri, Tuhan memberkati!"

(Kikz)

Thursday, October 16, 2008

Bagaimana Mengukur Kesetiaan Kepada Tuhan?

"Dilepaskan dan Menjadi Setia"

Kiriman dari: Ibu Maggie Chiglo


"Dan juga beberapa orang perempuan yang telah disembuhkan dari roh-roh jahat atau berbagai penyakit, yaitu Maria yang disebut Magdalena, yang telah dibebaskan dari tujuh roh jahat,3. Yohana istri Khuza bendahara Herodes, susana dan banyak perempuan lain. Pere,puan-perempuan ini melayani rombongan itu dengan kekayaan mereka.
(Lukas 8:2-3)


Maria Magdalena tidak banyak diketahui cerita hidupnya. Kita tidak tahu banyak fakta tentang ketika ia dikuasai roh jahat. Kita tidak tahu banyak detail cerita seputar pertemuan pertamanya dengan Yesus yang akhirnya merubah hidupnya. Bahkan kita tidak punya bukti bahwa ia wanita 'a-moral' seperti yang sering disebut-sebut.

Alkitab hanya memperkenalkannya kepada kita dalam cerita seputar tranformasi radikalnya dari 'orang yang dikuasai roh jahat' menjadi pengikut dan pendukung Yesus Kristus yang setia.

Cerita berikutnya yang menyebut nama Maria Magdalena adalah di bukit Golgota
(Matius 27:56).

Kecuali Yohanes, semua murid Yesus yang lainnya telah meninggalkanNya pada waktu itu. Pada saat puncak terburuk kesakitan dan penderitaanNya, Yesus merasa seorang diri dan ditinggalkan oleh orang-orang yang tadinya selalu disisiNya.

Tetapi dalam 'kealpaan' murid-murid Yesus tersebut, ada 'kehadiran' Maria Magdalena yang sangat berharga bagi Yesus. Perempuan yang telah dilepaskan oleh Yesus dari kuasa roh jahat ini berdiri dengan setia di dekat Sang Pelepasnya, sementara yang lain menyiksa dan mengolokNya. Seolah ia lebih rela mati bersama dengan Yesus dari pada meninggalkanNya seperti yang lain-lainnya.

Kesetiaan Maria Magdalena membuktikan bahwa semakin banyak seseorang dilepaskan dari dosa atau kuasa kegelapan, akan makin besar ia mencintai 'Pelepasnya'(Lukas 7:47).

Kesetiaan adalah buah alami dari perubahan yang dihasilkan Yesus dalam hidup banyak orang. Jika kita tidak membalas 'pelepasan' yang Kristus kerjakan dalam hidup kita dengan 'kesetiaan', itu berarti kita sama sekali tidak memahami betapa 'dalamnya' jurang dosa dan kuasa kegelapan yang tadinya menguasai kita yang daripadanya kita telah dilepaskan.

Tidak heran kalau dari semua orang yang pernah bertemu Yesus dalam masa hidupNya di dunia, Maria Magdalena adalah satu-satunya yang 'diberi penghargaan' secara khusus oleh Tuhan untuk menjadi saksi pertama yang melihat Yesus sebagai Tuhan dalam tubuh kebangkitanNya. (Yohanes 20;14).

Dalam pengertian yang sama, orang yang setia tinggal bersama Yesus karena mengerti apa yang telah Yesus kerjakan baginya, mereka jugalah yang akan menikmati kehadiran Tuhan dalam hidupnya.

Mari kita...
Jangan pernah melupakan dari mana Yesus telah mengangkat kita. Dari cengkeraman kuasa kegelapan apa Yesus telah melepaskan kita. Dan marilah kita menjadikan hidup kita sebagai ungkapan rasa 'terima kasih' yang paling dalam dan murni untuk perubahan yang telah dihasilkanNya dalam hidup kita.

Di mana anda saat ini kalau Tuhan tidak mengerjakan 'pelepasan' dalam hidupmu?
Bagaimana cara anda menghargai Tuhan yang telah melepaskanmu dari kuasa kegelapan?

... Menjadi Setia!

(Kikz)

Monday, October 13, 2008

Cerpen; pelajaran ringan soal jati diri!

Jalan Dengan Boss…!


(Oleh: W. Dwi Setyorini)


Suasana kantor pagi itu intense…aroma persaingan dan harap-harap cemas terasa pekat. Sama pekatnya dengan secangkir kopi pahit di tangan Dode (setiap pagi dia minum kopi pahit tanpa gula tanpa cream!)

“Semoga aku…” frase itu yang ada di setiap kepala yang duduk (pura-pura) tenang di ruang meeting. Hari itu si Boss…DR. Jessica Stanzah (Ibu Sisca), Kepala Departement Personalia, Training dan Edukasi akan mengumumkan siapa yang dia pilih untuk mendampinginya ke Hawaii menghadiri Annual Conference for Educational Department of World Skin Care Industry.


Dag…dig…dug…! terdengar jelas detak jantung Karisma yang duduk manis di sebelah kananku memainkan ujung rambutnya! Selalu itu yang dia lakukan kalau dia nervous.(Eh, tunggu dulu... atau mungkin itu detak jantungku sendiri? Auk ah… susah dibedakan, habis 7 jantung di ruangan itu berdetak sama berisiknya!).

“Selamat pagi semua….sehat dan bahagia hari ini?” Ibu Sisca membuka meeting.

“Pagi Buuuu…. Baik-baik, Bu…!” koor 7 anak bebek yang sok calm, sok sportive, sok saling mendukung... sok siapapun yang terpilih ‘I am fine with it!’ (Ah…mana mungkin-lah just fine with it!... kalau kalah saingan pasti jelouse…pasti dongkol!)


“Dengan pertimbangan matang setelah diskusi dengan kantor pusat, saya sudah membuat pilihan siapa dari anda yang akan pergi dengan saya ke Hawaii. Trainer yang saya pilih ini meraih nilai tertinggi dalam test uji coba program Kandidat Kepala Cabang minggu lalu. Berdasarkan catatan department administrasi dan finance dia juga yang paling banyak menyelenggarakan kegiatan-kegiatan program training yang menarik dengan biaya terendah tahun ini. Dia berhasil menyusun dan mengajukan proposal kurikulum training dan edukasi managerial yang sebenarnya tidak pernah diminta perusahaan…tetapi secara kreatif dia lakukan dan setelah kami kaji dan pelajari ternyata memang akan sangat bermanfaat bagi para manager berbagai department di perusahaan kita…”


Hatiku berdetak kencang… Kencang sekali! karena aku tahu pasti cuma aku yang pernah menyusun kurikulum dan proposal semacam itu! Walaupun hingga saat itu belum kudengar komentar dari Board of Directors. Wah, aku nih yang berangkat!


Tanpa kusadari pipiku memerah, terasa panas, duduk serba salah tingkah. Harus tersenyumkah…atau pura-pura nggak tahu aja….atau menunduk pura-pura sibuk…atau sok cool ajah toh semua tahu kalau aku yang paling brilliant di antara kami bertujuh. Di meeting-meeting juga ide-ideku yang paling cemerlang dan paling banyak didengar dan di pakai Ibu Sisca. Ah…mereka pasti sudah menyangka kalau aku yang terpilih.

“….bla…bla…bla…bla…..”

Cuma itu yang kudengar dari mulut Ibu Sisca selama sekitar 12 menit 6 detik berikutnya, sebelum akhirnya…Oh, akhirnya…. Beliau bilang….


“So…Miss Kiky, with all of your expertise, would you please honor me and accompany me to the conference?” katanya sangat ramah dan merendah sambil mengulurkan tangannya…yang tentu kusambut secepat kilat. (Jangan sampai dia berubah pikiran dan memilih Windu yang sombongnya bukan kepalang…yang by the way nafasnya selalu bau pete… kalau aku terlalu lambat menyambut uluran tangannya!)

Jantungku hampir melompat keluar dari rangka dadanya. Kepalaku berdenyut nyut….nyut…seperti pengalaman baru pertama kali naik lift elevator. Pipiku memerah…memanas…siap meledak…DUARRRR! ...bukan karena kaget, tapi karena bangga….ponggah…(.wah tenyata emosi bangga ini punya force yang lebih kuat dari emosi bentuk lainnya lho!)


Jalan sama Ibu Sisca??? Gila!!! Betapa cemburunya 5 orang laki-laki dan seorang perempuan lainnya di ruangan ini padaku! Hebat bener aku ya…JALAN SAMA IBU SISCA, bo…! Ke Hawaii lagi….nginap seminggu, sekamar di hotel resort mentereng di HAWAII, bo…. Sedangkan si Abraham yang cuma duduk bareng makan siang dengannya Kamis lalu aja….berkoar sekencang gagak pakai loud speaker! Semua tahu…semua dengar sampai ke detail cerita obrolan mereka…dari lantai 12 sampai basement parkiran!


Aku yang termuda diantara 7 trainer di seluruh perusahaan. Aku satu di antara cuma dua trainer perempuan. Aku yang meraih nilai tertinggi pada program persiapan dan pelatihan calon kepala cabang….berarti kansku untuk akan segera dipromosikan jadi kepala cabang sangat besar. (Aku dengar mereka akan segera buka cabang baru di Jakarta tahun ini!). Aku yang terkecil diantara mereka, dan terhitam karena aku satu-satunya dari kami bertujuh yang bukan chinesse…(Hah? Apa hubungannya? I know, pemikiran picik dan diskriminatif, ya?...ah biarain! Yang penting menambah panjangnya daftar alasanku untuk berbangga!)


Dua setengah minggu kemudian ........


Good luck, Kikz…”

“Jangan lupa oleh-olehnya ya…”

“Selamat ya, Mbak Kiky… sekalian liburan ke Hawaii nih…”

“Parfum ya Kikz…. Jangan gantungan kunci!”


Aku tersenyum menanggapi celoteh teman-teman yang berebut memberi ucapan selamat jalan yang paling indah, berlomba memberi senyum yang paling manis… biar nanti dapat oleh-oleh yang paling bagus, tuh… maunya!


Aku dan Ibu Sisca berangkat bareng ke bandara dari kantor. Karna pesawat kami berangkat sore hari dan masih ada beberapa persiapan dokumen susulan untuk presentasi kami di sana di hari kedua. Aku dan Ibu Sisca berjalan berdampingan, keluar ruang meeting… lewat hall, lewat ruang makan dimana beberapa sales reps lagi makan sambil ngobrol, melintasi lobby… dan keluar pintu depan. Aku merasa di awang-awang. Aku merasa jadi orang paling penting di kantor (sesudah Ibu Sisca tentunya…). Aku berjalan seperti burung merak yang pamer keindahan bulu-bulu pada ekornya, (yakin sekali bahwa mata-mata yang mengantar kepergian kami memandang keindahan dan kemegahan bulu-bulu ekorku dengan sangat cemburu!). Kepalaku tegak ke atas, tatapan tegas lurus ke depan... sebentar-sebentar melirik sedikit ke Ibu Sisca yang berjalan di sebelahku.


Lho…kok dia santai banget ya…padahal tadinya aku mau mengcopy gaya berjalan seorang boss yang hebat tuh… biar aku kelihatan makin mentereng.


Jumat tengah hari kami tiba di Honolulu, main island-nya Hawaii. Dari situ bersama beberapa peserta konferensi dari Jepang, Philipina, Korea, Turki dan New Zealand kami dijemput sebuah helikopter dan terbang ke Uahu, sebuah pulau kecil sebelah barat daya Honolulu, sekitar 15 menit terbang pakai helicopter. Kami mendarat di lapangan terbang pribadi milik International Uahu Spa and Resort Country Club.


Sederet wanita Hawaii dengan baju kebangsaan mereka berbaris menyambut kami dengan mengalungkan untaian bunga kepada kami. Dengan seksama mataku menyapu ke sekeliling. Waaaahhh….. Indahnya tempat ini, high class dan elitnya semua fasilitas ini, hebatnya semua pengalaman ini….tapi tak sedahsyat rasa bangga di dadaku yang mendesak keatas dan nyaris tak tertahan meloncat keluar dan berteriak lantang menunjukkan keakuaannya kepada dunia seperti Tarzan si manusia kera …. AAAAAHHHHHHH.....LIHAT AKU!!!!!...LIHAT YANG KUCAPAI….!!!!.


Bersama para boss berbagai bangsa itu kami melangkah perlahan…penuh karisma dan wibawa….ke arah lobby hotel. Istri-istri mereka bertabur permata, pakaian dan tas tangan mereka… Coco Chanel, Lui Vitton, Prada, dan entah apa lagi (ada beberapa merk yang saking elitnya nggak pernah kudengar!!). Cuma aku yang pakai jam tangan Guess, sepasang kalung dan anting mutiara hadiah ulang tahun dari Mami tahun lalu, dan jaket dan sepatu kulit buatan Cibaduyut! Diam-diam aku melirik kanan kiri…hampir semua dari mereka mempunyai cara berjalan yang khas…khas cara berjalan orang penting, orang kaya! Kepala tegak keatas, pandangan tegas lurus ke depan dan senyum sedikiiiit saja! Asal tak tampak cemberut….tak tampak tua!


Aku menoleh ke belakang,…

Lho??? Beberapa langkah di belakang kami Ibu Sisca sedang berjalan santai asyik masyuk bercanda ria dengan para gadis Hawaii pembawa untaian bunga. (Mereka ini juga membawakan tas-tas laptop computer kami.) Riang sekali, ramah sekali, akrab sekali… dan tampaknya dia benar-benar menikmati obrolan mereka (lengkap dengan tepukan pundak dan jabatan tangan).


Malamnya kami diundang Gala Diner malam perkenalan. Khusus untuk acara ini aku sudah menyiapkan gaun pesta termewahku yang kupesan dan dirancang khusus oleh Ghea Sukasah. Dengan gaun sutra putihku yang berkibar lembut…aku merasa bagai bidadari melayang di negri awan. Harganya…. Satu setengah bulan gajiku! Besar pasak dari pada tiang bener nih ceritanya! Gila ya? Cuma gara-gara pingin tampil pantas di kalangan elit kelas atas! Supaya nggak kebanting. Supaya orang lain dari lingkaran kelas lain (seperti para sainganku yang tertinggal di kantor ngiler karna gak kepilih, atau para pegawai hotel, atau para waiters) mengira aku salah satu dari orang-orang hebat itu.. What was I thinking? Who was I kidding?


Ibu Sisca… pakai setelan pantalon feminin warna coklat tua. Dari modelnya sih kayak yang banyak dijual di mall. Bermerk sih…tapi kelas mall, bukan gaun butik rancangan khusus. HAH??? Gak salah tuh dia?

“Wow…. Kamu tampak cantik sekali, Kiky!”

“Thanks Ibu, you too.” Jawabku singkat gak berani berkomentar panjang tentang penampilannya malam itu yang menurutku sebenarnya ‘kurang mewah’ alias terlalu sederhana untuk ukuran seorang boss.


Acara perkenalan. Semua peserta berdiri satu persatu memperkenalkan diri dan perusahaan yang diwakili. Semua orang yang berdiri sebelum aku menyebut nama, gelar pendidikan, nama perusahaan dan jabatan di perusahaan. Jadi seperti burung beo aku meniru cara perkenalan mereka ….

Tiba giliran Ibu Sisca (karna dia duduk hampir di ujung meja makan maka gilirannya tiba belakangan)….

“Hi everyone … I am Sisca from Indonesia and I am honored to be sitting here with you prestigious people.” Katanya singkat diakhiri dengan senyum lebar…lebar sekali! Ah…terlalu ramah ntar nggak dianggap berwibawa. Boss musti tampil berwibawa.

Lho…. Apa-apaan ini? Kenapa dia gak sebutkan gelar DOKTORnya yang dia dapatkan dengan cum laude dari sebuah universitas bergengsi bertaraf internasional di Belanda itu?. Kok dia gak sebut-sebut jabatannya sebagai salah satu dari cuma 3 eksekutif kakap di perusahaan kami (yang by the way…tanpa dia perusahaan kami sudah gulung tikar beberapa tahun lalu!). Wah…Ibu Sisca ini memang harus diajari kode etik, perilaku dan cara berlagak seperti boss!.


Kembali ke hotel. Capek…ngantuk.

“Kiky mau pakai kamar mandi duluan? Kayaknya kamu ngantuk berat tuh..”

“Boleh, Bu? Ibu nggak mau ke kamar mandi duluan?”

“Oh…nggak apa-apa, saya biasa tidur malam. Saya mau baca-baca dulu sedikit.”

“Terima kasih, Bu….”

Dan akupun nyelonong masuk kamar mandi. Karena capek dan ngantuk… kupikir urusan sopan santunnya mulai besok aja! Bersihin make-up, gosok gigi, mandi, cuci rambut dari bekas hairspray… aaahhh…segar, siap bobo deh. Dari dalam kamar mandi, sambil membuka pintu aku teriak…

“Udah selesai, Bu…Giliran Ibu nih…!”

Gak ada jawaban.


Aku keluar kamar mandi dan terpana….


Di sisi tempat tidurnya Ibu Sisca sedang berlutut dan berdoa… di bawah tangannya yang terlipat ada Holly Bible yang masih terbuka. Aku ketinggalan awal doanya, tapi sepenggal bagian terakhir yang sempat kudengar …


“ … bantu saya ya Tuhan untuk tidak kehilangan warna jati diri saya, dengan berkah sebesar apapun yang Kau berikan bagi saya. Bantu saya ya Tuhan supaya saya tidak terseret dan akhirnya tenggelam dalam arus yang tidak Kau sukai. Karena hidup saya ini ya Tuhan… semua dariMu dan hanya bagiMu. Amin.”


Kantukku hilang. Sepanjang malam aku terbaring dengan mata terbuka lebar. Kerut-kerut kecil terbentuk melintas dahiku. Tingkah lakuku minggu-minggu terakhir ini, kesombonganku, keangkuhanku, kebanggaanku yang berlebihan pada diri sendiri, kesibukanku menjiplak gaya boss, miringnya caraku memandang orang lain… semua bermunculan seperti gambar bisu jaman charly chaplin memenuhi kelopak mataku.


Memang secara langsung aku tak pernah merendahkan orang lain. Tapi rasa bangga yang berlebihan pada diri sendiri tanpa kusadari telah membangun tembok antara aku dan seputarku. Kalaupun aku beramah tamah dan berbuat baik… di otakku itu cuma ‘sedekah’ buat orang yang di bawahku! Betapa arogannya! Iiiihhhh…..malunya aku! Siapa aku ini dibanding Ibu Sisca. Di ketinggiannya yang natural dia tetap berpijak ke tanah. Humble…. (nggak heran kalau dia selalu tampak bahagia! Karena dia puas dengan ‘inti jati dirinya’ tanpa harus capek membangun kesan dan menjadi orang lain.)


Aku terpesona. Siapa sangka orang secantik, sehebat, sekaya, sepintar sesukses dan berkedudukan tinggi seperti Ibu Sisca ini bisa sangat humble dan akrab dengan jati dirinya dan akrab dengan Tuhan yang ia yakini sebagai pemilik hidupnya seutuhnya. Sedang aku? Aku yang sangat jauh di bawah Ibu Sisca… Aku memang percaya pada Tuhan, tapi benarkah aku meyakini (dan berlaku setiap hari yang membuktikan keyakinanku!) bahwa Dia pemilik seluruh hidupku? Rasanya tidak…! Aku masih menggenggam dan memiliki dan mengelola sendiri sebagian besar hidupku.


Kuamati wajahnya di sinar lampu temaram. Nafasnya terdengar halus dan lembut dalam tidur pulasnya. Raut mukanya terlihat tenang dan cantik…. cantiiiik sekali! Ini rupanya yang orang bilang 'beauty from within' kecantikan dan keindahan yang memancar dari dalam ke luar. Yang nggak pernah memerlukan Estee Lauder, Prada, gelar Doktor, gelar BOSS…atau solekan lahiriah yang semacamnya.


Aku malu!

Maluuu…sekali!

Pada diri sendiri,

pada nurani…

terutama aku sangat malu pada

Sang Pencipta jati diriku...

Sang Pemilik hidupku...



Jakarta, Awal Maret ‘98

Laporan perjalanan yang tertinggal dari Uahu, February ’98.

Buat Ibu Sisca, BOSS tercantik yang paling down to earth yang diutusNya untuk mengajariku tentang sopan santun, rendah hati dan being true to myself. Thank you, IBU… I will never, EVER forget you!”

Kikz.

Thursday, October 9, 2008

Puisi


Kiriman Dari : Pdt. Joshua Richard Latupeirissa.

Terjemahan Oleh Kikz

Whatever your cross,
whatever your pain,
There will always be sunshine,
after the rain.

Perhaps you may stumble,
perhaps even fall;
But God's always ready,
to answer your call.

He knows every heartache,
sees every tear,
A word from His lips,
can calm every fear.

Your sorrows may linger,
throughout the night,
But suddenly vanish,
by dawn's early light.

The Savior is waiting
in heaven above,
To give you His grace,
and send you His love.

_____________________

Sebesar apapun salibmu,
sedalam apapun deritamu,
Selalu akan ada sinar mentari,
sehabis hujan.

Mungkin kau pernah tersandung,
bahkan mungkin terjatuh,
Tetapi Tuhan siap selalu,
menjawab jeritan hatimu.

Dia tahu setiap luka hati,
dan melihat tetesan air mata,
setiap Firman dari bibirNya,
menenangkan semua ketakutan.

Mungkin deritamu bertahan
sepanjang malam,
namun akan lenyap
pada awal cahaya fajar.

Juru Selamat menanti di surga,
selalu dengan setia
untuk memberimu AnugrahNya
dan mengirimkan bagimu cintaNya.

Tersenyum Dengan Hati!


Kiriman Dari: Pdt. Joshua Richard Latupeirissa


Kisah di bawah ini saya dapat dari milis alumni Jerman,
atau warga Indonesia yg bermukim atau pernah bermukim di sana.
Demikian layak untuk dibaca beberapa menit, ...dan direnungkan seumur hidup!.

Saya adalah ibu dari tiga orang anak dan baru saja menyelesaikan kuliah
saya. Kelas terakhir yang harus saya ambil adalah Sosiologi.
Sang Dosen sangat inspiratif, dengan kualitas yang saya harapkan setiap
orang memilikinya.

Tugas terakhir yang diberikan ke para siswanya diberi nama "Smiling."
Seluruh siswa diminta untuk pergi ke luar dan memberikan senyumnya kepada
tiga orang asing yang ditemuinya dan mendokumentasikan reaksi mereka.
Setelah itu setiap siswa diminta untuk mempresentasikan didepan kelas.
Saya adalah seorang yang periang, mudah bersahabat dan selalu
tersenyum pada setiap orang. Jadi, saya pikir,tugas ini sangatlah mudah.

Setelah menerima tugas tsb, saya bergegas menemui suami saya dan anak
bungsu saya yang menunggu di taman di halaman kampus, untuk pergi
kerestoran McDonald's yang berada di sekitar kampus. Pagi itu udaranya
sangat dingin dan kering. Sewaktu suami saya akan masuk dalam antrian,
saya menyela dan meminta agar dia saja yang menemani si Bungsu sambil
mencari tempat duduk yang masih kosong.

Ketika saya sedang dalam antrian, menunggu untuk dilayani, mendadak setiap
orang di sekitar kami bergerak menyingkir, dan bahkan orang
yang semula antri dibelakang saya ikut menyingkir keluar dari antrian.

Suatu perasaan panik menguasai diri saya, ketika berbalik dan melihat
mengapa mereka semua pada menyingkir ? Saat berbalik itulah saya
membaui suatu "bau badan kotor" yang cukup menyengat, ternyata tepat
di belakang saya berdiri dua orang lelaki tunawisma yang sangat dekil!
Saya bingung, dan tidak mampu bergerak sama sekali.

Ketika saya menunduk, tanpa sengaja mata saya menatap laki-laki yang lebih
pendek, yang berdiri lebih dekat dengan saya, dan ia sedang
"tersenyum" ke arah saya. Lelaki ini bermata biru, sorot matanya
tajam, tapi juga memancarkan kasih sayang. Ia menatap kearah saya, seolah ia
meminta agar saya dapat menerima 'kehadirannya' ditempat itu.

Ia menyapa "Good day!" sambil tetap tersenyum dan sembari menghitung
beberapa koin yang disiapkan untuk membayar makanan yang akan dipesan.
Secara spontan saya membalas senyumnya, dan seketika teringat
oleh saya 'tugas' yang diberikan oleh dosen saya. Lelaki kedua sedang
memainkan tangannya dengan gerakan aneh berdiri di belakang temannya. Saya
segera menyadari bahwa lelaki kedua itu menderita defisiensi mental, dan
lelaki dengan mata biru itu adalah "penolong"nya.
Saya merasa sangat prihatin setelah mengetahui bahwa ternyata dalam antrian itu
kini hanya tinggal saya bersama mereka,dan kami bertiga tiba2 saja sudah
sampai didepan counter.

Ketika wanita muda di counter menanyakan kepada saya apa yang ingin saya
pesan, saya persilahkan kedua lelaki ini untuk memesan duluan.
Lelaki bermata biru segera memesan "Kopi saja, satu cangkir Nona."
Ternyata dari koin yang terkumpul hanya itulah yang mampu dibeli oleh
mereka (sudah menjadi aturan direstoran disini, jika ingin duduk di dalam
restoran dan menghangatkan tubuh, maka orang harus membeli
sesuatu). Dan tampaknya kedua orang ini hanya ingin menghangatkan
badan.

Tiba2 saja saya diserang oleh rasa iba yang membuat saya sempat terpaku
beberapa saat, sambil mata saya mengikuti langkah mereka
mencari tempat duduk yang jauh terpisah dari tamu2 lainnya, yang hampir
semuanya sedang mengamati mereka.. Pada saat yang bersamaan, saya baru
menyadari bahwa saat itu semua mata di restoran itu juga sedang tertuju ke
diri saya, dan pasti juga melihat semua 'tindakan' saya.

Saya baru tersadar setelah petugas di counter itu menyapa saya untuk
ketiga kalinya menanyakan apa yang ingin saya pesan. Saya tersenyum
dan minta diberikan dua paket makan pagi (diluar pesanan saya) dalam
nampan terpisah.

Setelah membayar semua pesanan, saya minta bantuan petugas lain yang ada
di counter itu untuk mengantarkan nampan pesanan saya ke
meja/tempat duduk suami dan anak saya. Sementara saya membawa nampan
lainnya berjalan melingkari sudut kearah meja yang telah dipilih kedua
lelaki itu untuk beristirahat. Saya letakkan nampan berisi makanan itu di
atas mejanya, dan meletakkan tangan saya di atas punggung telapak
tangan dingin lelaki bemata biru itu, sambil saya berucap "makanan ini
telah saya pesan untuk kalian berdua."

Kembali mata biru itu menatap dalam ke arah saya, kini mata itu mulai
basah ber-kaca2 dan dia hanya mampu berkata "Terima kasih banyak,
nyonya." Saya mencoba tetap menguasai diri saya, sambil menepuk bahunya
saya berkata "Sesungguhnya bukan saya yang melakukan ini untuk kalian,
Tuhan juga berada di sekitar sini dan telah membisikkan sesuatu ke telinga
saya untuk menyampaikan makanan ini kepada kalian."
Mendengar ucapan saya, si Mata Biru tidak kuasa menahan haru dan memeluk
lelaki kedua sambil terisak-isak. Saat itu ingin sekali saya
merengkuh kedua lelaki itu.

Saya sudah tidak dapat menahan tangis ketika saya berjalan meninggalkan
mereka dan bergabung dengan suami dan anak saya, yang
tidak jauh dari tempat duduk mereka. Ketika saya duduk suami saya mencoba
meredakan tangis saya sambil tersenyum dan berkata
"Sekarang saya tahu, kenapa Tuhan mengirimkan dirimu menjadi istriku, yang
pasti, untuk memberikan 'keteduhan' bagi diriku dan anak-2ku! "
Kami saling berpegangan tangan beberapa saat dan saat itu kami benar2 bersyukur
dan menyadari,bahwa hanya karena 'bisikanNYA' lah kami telah mampu
memanfaatkan 'kesempatan' untuk dapat berbuat sesuatu bagi orang lain
yang sedang sangat membutuhkan.

Ketika kami sedang menyantap makanan, dimulai dari tamu yang akan
meninggalkan restoran dan disusul oleh beberapa tamu lainnya, mereka satu
persatu menghampiri meja kami, untuk sekedar ingin 'berjabat tangan'
dengan kami. Salah satu diantaranya, seorang bapak, memegangi
tangan saya, dan berucap "Tanganmu ini telah memberikan pelajaran yang
mahal bagi kami semua yang berada disini, jika suatu saat saya diberi
kesempatan olehNYA, saya akan lakukan seperti yang telah kamu contohkan
tadi kepada kami."

Saya hanya bisa berucap "terimakasih" sambil tersenyum. Sebelum
beranjak meninggalkan restoran saya sempatkan untuk melihat kearah
kedua lelaki itu, dan seolah ada 'magnit' yang menghubungkan bathin
kami,mereka langsung menoleh kearah kami sambil tersenyum, lalu
melambai-2kan tangannya kearah kami. Dalam perjalanan pulang saya
merenungkan kembali apa yang telah saya lakukan terhadap kedua orang
tunawisma tadi, itu benar2 'tindakan' yang tidak pernah terpikir oleh
saya. Pengalaman hari itu menunjukkan kepada saya betapa 'kasih
sayang' Tuhan itu sangat HANGAT dan INDAH sekali!

Saya kembali ke college, pada hari terakhir kuliah dengan 'cerita' ini
ditangan saya. Saya menyerahkan 'paper' saya kepada dosen saya. Dan
keesokan harinya, sebelum memulai kuliahnya saya dipanggil
dosen saya ke depan kelas, ia melihat kepada saya dan berkata,
"Bolehkah saya membagikan ceritamu ini kepada yang lain?"
dengan senang hati saya mengiyakan.

Ketika akan memulai kuliahnya dia meminta perhatian dari kelas untuk membacakan
paper saya.

Ia mulai membaca, para siswapun mendengarkan dengan seksama
cerita sang dosen, dan ruangan kuliah menjadi sunyi. Dengan cara dan gaya
yang dimiliki sang dosen dalam membawakan ceritanya, membuat para siswa
yang hadir di ruang kuliah itu seolah ikut melihat bagaimana sesungguhnya
kejadian itu berlangsung, sehingga para siswi yang duduk di deretan
belakang didekat saya diantaranya datang memeluk saya untuk mengungkapkan
perasaan harunya.

Diakhir pembacaan paper tersebut, sang dosen sengaja menutup ceritanya
dengan mengutip salah satu kalimat yang saya tulis diakhir paper saya.
"Tersenyumlah dengan 'HATImu', dan kau akan mengetahui betapa
'dahsyat' dampak yang ditimbulkan oleh senyummu itu."

Dengan caraNYA sendiri, Tuhan telah 'menggunakan' diri saya untuk
menyentuh orang-orang yang ada di McDonald's, suamiku, anakku, guruku,
dan setiap siswa yang menghadiri kuliah di malam terakhir saya sebagai
mahasiswi. Saya lulus dengan 1 pelajaran terbesar yang tidak pernah saya
dapatkan di bangku kuliah manapun, yaitu: "PENERIMAAN TANPA SYARAT."

Catatan:
Kalau Tuhan berbisik dan menaruh 'greget' di hati kita untuk melakukan suatu
tindakan, jangan menolak, mengabaikan atau menundanya.
Lakukan segera, saat itu juga, karena Tuhan sudah merencanakan dan menyiapkan
'moment' itu untuk melakukan 'pekerjaan kasih' bagi seseorang dengan
dampak besar dan meluas bagi semua orang!

Untuk Bro. Ricky:
Terima kasih untuk kiriman 'pelajaran' yang sangat indah ini.Tuhan memberkati.

Untuk semua pembaca:
Hari ini, mari kita semua mencoba melakukan 'pekerjaan kasih' semacam ini.
Tuhan memberkati!

"Selamat tersenyum dengan HATIMU,
dan memberkati banyak orang!"


Tuesday, October 7, 2008

Surat Dari David Letterman; Bangsa Yang Tak Tahu Berterima Kasih!

Kiriman dari : Ibu Maggy Chiglo
Di Terjemahkan oleh Kikz

Tak peduli apa kubu politik anda,
surat ini membuka mata...
Betapa kita adalah orang-orang yang tak tahu berterima kasih!!!


David Letterman menulis:

" Seperti yang anda ketahui, saya tidak nge-fans sama President Bush, tapi ini bukan soal Bush. Ini soal kita, sebagai bangsa Amerika, dan sepertinya hal ini sudah menjadi ciri khas kita.

Dua hari lalu saya membaca majalah Newsweek dan menemukan sebuah poling data yang mengejutkan dan sulit saya percaya. Tapi kalau dilihat dari mana sumbernya, rasanya sih pasti benar, ya nggak?

Poling jajag pendapat majalah Newsweek mencatat bahwa 67% masyarakat Amerika tidak puas dengan arah perkembangan negri ini, dan 69% tidak puas dengan performa kepemimpinan Presiden Bush.

Dengan kata lain, 2/3 warga Amerika pokoknya tidak puas, tidak happy dan menuntut perubahan.

Dasarnya saya ini orang yang suka menelusuri permasalahan, saya mulai berpikir, "Apa sih yang membuat kita so unhappy dan tidak puas?"

A. Apakah karena kita punya listrik dan air bersih 24 jam sehari, 7 hari seminggu?

B. Ataukah 'ketidak bahagiaan dan ketidak puasan' kita itu disebabkan karena kita bisa menikmati AC di musim panas dan heater di musim dingin?

C. Atau mungkin karena 95.4 persen dari masyarakat yang 'tak puas' ini mempunyai pekerjaan?

D. Mungkin karena setiap saat, kapan saja, kita bisa ke toko swalayan dan toko serba ada dan melihat makanan yang berlimpah, yang sesaat ini saja lebih banyak makanan di toko itu dari pada di Dafur sepanjang tahun!

E. Mungkin karena kita bisa naik mobil dari Lautan Pasifik ke Lautan Atlantik tanpa harus menunjukkan dokumen pengenal di setiap perbatasan states.

F. Atau mungkin juga karena ratusan hotel yang bersih dan aman yang dengan sangat mudah dapat kita temukan di sepanjang perjalanan yang menyediakan tempat persinggahan sementara untuk kita beristirahat.

G. Atau... memiliki ribuan restoran dengan sajian makanan beragam dari seluruh dunia sepertinya tidak cukup bagus untuk kita?

H. Atau mungkinkah karena kalau kita mengalami kecelakaan, petugas emergensi dengan cepat datang dan memberi pelayanan untuk menolong, bahkan kadang datang dengan helikopter untuk membawa anda ke rumah sakit.

I. Mungkin anda salah satu dari 70% warga Amerika yang memiliki sebuah rumah.

J. Mungkin anda jengkel dan tidak puas karena kalau terjadi kebakaran, sekelompok petugas pemadam kebakaran yang terlatih dan profesional bisa datang dengan cepat dan menggunakan peralatan serba canggih untuk menolong kita memadamkan api, dan menyelamatkan jiwa anda dan keluarga, dan harta benda anda.

K. Atau kalau ada perampok masuk rumah anda dan berusaha mencuri salah satu flat screen TV anda, dengan cepat seorang petugas keamanan yang dilengkapi dengan senjata dan rompi anta peluru datang untuk melindungi anda dan keluarga dari tindak kejahatan atau kerugian materi.

L. Semua itu terjadi di lingkungan yang bebas dari bom dan perkosaan dan penjarahan warga. Lingkungan di mana 90% warga remajanya mempunyai komputer dan telepon genggam.

M. Bagaimana tentang kebebasan beragama, berpolitik dan bersosial budaya yang kita nikmati yang adalah kecemburuan bagi banyak warga negri lain di muka bumi?
Mungkin itu yang menyebabkan 67% dari anda, masyarakat Amerika menjadi so unhappy dan tidak puas.

Kenyataannya, kita adalah kelompok terbesar di dunia, kumpulan orang-orang manja, yang tidak tahu berterima kasih!!!!

Tak heran kalau dunia menyukai U.S, tetapi sinis terhadap warganya. Mereka melihat kita dari kepribadian kita yang tampak. Orang-orang paling beruntung di dunia, tetapi tak pernah berhenti 'mengeluh dan merengek' tentang hal-hal yang tidak kita punyai dan tentang segala yang tidak kita sukai di negri ini.

Padahal yang seharusnya... kita perlu bersyukur dan berterima kasih kepada Tuhan yang maha baik bahwa kita hidup di negri ini.

I know, I know. Bagaimana tentang Presiden yang membawa kita berperang dan yang kelihatannya tidak punya planning untuk bisa keluar dari perang itu? Presiden yang hanya mendapat 31% dukungan dari warganya itu?

Diakah Presiden yang sama yang memimpin bangsa ini pada pengalaman gelap 9/11? Presiden yang samakah yang menurunkan pajak untuk membawa perekononian negri ini keluar dari resesi? Mungkinkah ini orang yang sama yang disebut-sebut berhasil melindungi semua warga yang 'manja dan tak tahu berterima kasih' sehingga mereka aman dari serangan teroris? Pucuk pimpinan angkatan bersenjata yang semuanya pasukan suka rela, yang saat ini sedang berjuang di medan perang untuk membela dan melindungi anda dan saya?


Apakah anda dengar keburukan Presiden itu dari berita dan talk show? Begitu besarnyakah pengaruh berita-berita ini bagi hidup anda, sehingga anda begitu unhappy sehingga gagal melihat sekeliling dan melihat segala yang baik yang sebenarnya bisa membuat anda senang?

Coba pikir... apakah anda jengkel dengan Presiden karena benar-benar dia menyakiti atau merugikan anda secara pribadi, ATAU karena 'media massa' yang mendikte anda dengan mengeksploitasi berita setiap hari bahwa dia gagal 'menjilat' kepada anda, bangsa yang manja dan tak tahu berterima kasih!

Jangan salah dalam hal ini.

Tentara kita di Iran dan Afganistan dengan suka rela mengabdi, dan dalam banyak kasus telah kehilangan nyawa untuk membela kebebasan anda.

Sebenarnya tidak ada keharusan yang mengatur ini. Mereka tidak wajib pergi berperang. They are able to refuse to go and end up with either a ''general'' discharge, an "other than honorable'' discharge or, worst case scenario, a ''dishonorable" discharge after a few days in the brig.

Jadi mengapa juga masih saja ada rasa ketidak puasan bagi 69% warga Amerika?

Terserah anda mau bilang apa, tapi saya menyalahkan media. If it bleeds, it leads (kalau berdarah, baru mengundang!) dan mereka memang spesialisasinya pada menyebarkan berita buruk.

Semua orang suka menonton berita tentang kecelakaan mobil tragis yang berdarah -darah dan ringsek. Berapa orang yang mau menonton anak-anak menjual lemonade di pojok jalan?

Media massa sadar betul fenomena ini. Dan hasil akhir media adalah produk korporasi yang berbasis keuntungan/ profit. Mereka menawarkan berita yang menjual, dan ketika dikritik, selalu berusaha membela aksi mereka dengan cara membenarkan diri menggunakan segala cara.

Coba pertanyakan mengapa mereka memperbolehkan seorang pembunuh seperti OJ Simpson menulis buku tentang bagaimana dia tidak membunuh istrinya, tetapi kalaupun dia yang membunuh, begini caranya dia membunuh.... Gila khan!

Matikan TV, bakar Newsweek, dan pakai New York Times untuk alas sangkar burung anda. Dan mulailah menjadi orang-orang yang tahu berterima kasih atas semua yang kita miliki sebagai satu bangsa, satu negri.

Faktanya, jauh lebih banyak hal baik dari pada hal yang buruk. Kita adalah salah satu negri dengan orang-orang yang paling beruntung di muka bumi. Seharusnya kita berterima kasih kepada Tuhan minimal beberapa kali sehari, atau setidaknya berusaha menjadi orang yang tahu menghargai dan berterima kasih.

Banyaknya hurricanes, tornados, amukan api yang lepas kendali, tanah longsor, banjir, badai ekstrim yang memporak porandakan negri ini dari ujung ke ujung, dan dengan maraknya ancaman flu burung dan serangan teroris...

"Apakah kita yakin ini saat yang tepat untuk menghapus Tuhan dari Pledge of Allegiance? (= Sumpah Kesetiaan Anak Bangsa Amerika)"


David Letterman


Saturday, October 4, 2008

Sudut Sudut Kota Philadelphia

Awal Oktober'2008...
Hari Sabtu yang cerah (mataharinya bersinar riang, cuacanya renyah, anginnya bertiup semilir sepoi-sepoi, dan udaranya rada-rada sejuk semribit gituuu...!).

Bro. Angky, Oma Annie, Tiara, Dwi dan Tante Lanni nganterin Opa Heru pergi jalan-jalan di beberapa landmark-nya kota Philadelphia. (Soalnya khan Opa Heluuu mo pulang kampung dalam waktu dekat tho... jadi foto-fotoan dulu untuk kenang-kenangan). Sayang gak tercover banyak tempat tujuan, karna pas itu jalan-jalan di Center City banyak yang diblok untuk acara kampanye presiden kubu Obama.

Lagian... sorenya khan kita ada doa, dan tadi berangkatnya rada kesiangan... jadi gak bisa ke banyak tempat tujuan. It's okay-lah Opa Heluuu... nanti Sabtu depan bersambung ya acara jalan-jalannya.

Berikut adalah laporan foto-foto yang ter-jepret dari kameranya Dwi (eh, pinjam Ester ding!) tapi Dwi yang fotografernya gituuuuuuu....

Monggoooo... silahkan di-enjoy....!!!!

Opa Heluuuu mejeng di depan Art Museum of Philadelphia

Little Miss Tiara di depan Rodin Museum (itu loh... tempat dipajangnya patung The Thinker yang terkenal di dunia seni patung, yang termasuk ciri khas kota Philadelphia).


Om Angky, Oma Annie dan Tiara di Logan Square. Sayang banget itu air mancurnya lagi dimatiin. Kalau hidup... baguuus banget!

Berpose bertiga di depan sebuah gereja katedral tua (gak tahu namanya!),
di sepanjang Parkway Avenue. Detail bangunannya bagus banget, kaya bangunan romawi kuno.

Lelah berjalan... iseng foto dulu ah...!

Opa Heluu dan patung Rocky, di latar belakangnya itu gedung The Art Museum of Philadelphia. Gedungnya guedeee... dan letaknya di atas bukit... jadi dari atas sana terlihat city line-nya kota Philadelphia.
Oma Annie... kok berdirinya kaya yang lagi kebelet pipis, Oma?


Miss Tiara Bounyarith dan air mancur... udah gak tahan pingin nyebur dan berenang tuh dia!


Patung ini besaaaaar sekali dan detail-detailnya sangat bagus. Sayangnya menentang matahari siang bolong yang sangat terik... jadinya gak bagus di foto, gelap dan gak kelihatan detailnya. Btw, itu yang lagi berpose Oma Annie dan Tiara.

Yang cantik ini... yang bergaya model ini... Tiara anaknya Dwi!


Oma Annie dan Rocky Balboa... bagi yang gak kenal siapa Rocky, dia tuh petinju legendaris yang berasal dari Philadelphia.

Rocky Balboa ini salah satu 'anak bangsa' kebanggaan masyarakat Philadelphia.

Patungnyapun menjadi salah satu tujuan wisata yang cukup terkenal untuk tourist lokal dan internasional. Orang banyak ngantri mau foto di bawah patung ini lho...

Itu Om Angky iseng banget... masak dia bilang Rocky-nya bau!!!

Kayanya semua yang berfoto di patung ini... posenya begituuuuuuuuu ajah! Sama semua!

Dua cewek berbaju merah, bergenit-genit ria di depan museum.

Duuuuhhh... anak Mami...!!!

Aku dan Matahariku...

Silly, Oma... mustinya bertiga bergaya silly... eh si Oma malah berpose maniiiiis sekali!


Dari atas, di depan Art Museum. Di kejauhan tampak cityline kota Philadelphia.

Tiara di latar muka, Oma di latar belakang!

Angky yang hobby difoto sendirian. Tapi perasaan posenya sama bagituuu jo!
Ganti pose kua Om Angky!

Dari bawah sana ke atas sini, untuk mendekat ke arah pintu masuk museum, ada ratusan anak tangga yang harus didaki. Kalau pagi dan sore katanya banyak orang yang datang ke sini khusus untuk berolah raga... lari mendaki dan menuruni anak-anak tangga ini. Konon begitu cara Rocky Balboa latihan tiap hari untuk persiapan pertandingan tinjunya, makanya dia jadi champion.

Opa Heluuu dan Gedung Art Museum, tampak dari samping.

Kaciaaann, yang gak pernah punya limo... cukup bersyukur bisa berpose dengan limo milik orang dari kejauhan pula! He..he..
Sayang waktu itu museumnya lagi dibersihin atau direparasi kecil-kecilan... makanya banyak palang sana sini... jadi kelihatan sedikit kotor!

Opa Heru memandang Philadelphia dari kejauhan!
"Selamat tinggal kota Philadelphia... Doakanlah daku cepat kembali...!
(Bacanya sambil nyanyi irama lagu 'Teluk Bayur' ya...)


Schuchylle River (spellingnya gak yakin, euy...) yang membelah kota Philadelphia, mengalir di sisi barat Art Museum, di latar belakangi oleh city line kota Philadelphia. Duuuhh...cantiknya!




Tiara dan Oma... cinta-cintaan di patung cinta. Itu si Oma... ngotot pingin foto sama bule! Iiiihhh... udah tinggal di amrik sekian lama... masih aja terpesona lihat bule. Oma... Oma!

Opa heru di depan patung salah satu wali kota Philadelphia tahun baheula. Patung ini di sebrang jalan dari gedung City Hall-nya Philadelphia.

Oma Annie, latanr belakangnya itu gedung City Hall Philadelphia. Kantornya pak wali kota tea...
Kata Oma Annie "Itu gedungnya kaya yang di Eropa!"

Oma ngotot mau difoto sama polisi... karna gak ada yang berani minta ijin memotret,
jadi yaaahh... harus cukup puas dengan foto curi-curi!
Jadinya, si pak polisi gak ngeh kalau lagi difoto!

Langitnya biru cerah... Airnya bening crystal... Pepohonannya hijau segar... Kota Philadelphianya dari kejauhan tampak megah... Ceweknya pakai baju merah tersemyum indah!
Ahhh... betapa kukagumi ciptaanMu Ya Allah!


Sampai jumpa di acara jalan-jalan berikutnya. Siapa mau ikut? The more the merrier, lhooo... Kita pergi rame-rame mengexplore sudut-sudut kota philadelphia lainnya yuuuk! Kayanya makin banyak yang ikut, makin rame, makin asiiikk tuh!
Mari-mari... segera kita atur jadwalnya!

(Kikz)