Tuesday, October 28, 2008

Pelajaran Dari Daud dan Hiram.


"Jangan kecewa dan
jangan pernah kehilangan 'mimpi' dengan Tuhan!"

(Oleh: Rev. Franky Pandelaki)

2 Samuel 5:11, 12 11. Hiram, raja negri Tirus, mengirim utusan kepada Daud dan kayu alas, tukang-tukang kayu dan tukang-tukang batu; mereka mendirikan istana bagi Daud. 12. Lalu tahulah Daud, bahwa Tuhan telah menegakkan dia sebagai raja atas Israel dan telah mengangkat martabat pemerintahannya oleh karena Israel, umatNya.

Kita akan melihat 'pelajaran hidup Kristiani' dari dua sisi, dari dua tokoh penting dalam cerita ini, yaitu Daud dan Hiram.

Dari sisi Hiram!

1. Bangun istana bagi orang lain!

Hiram, raja negri Tirus, secara langsung tidak diuntungkan oleh Daud. Dia bukan rakyat bangsa Israel yang dilayani dan dipimpin oleh Daud. Tidak tercatat juga bahwa dia mempunyai hubungan saudara dengan Daud... Tetapi dia membangun istana bagi Daud!

Istana dalam pengertian rohani berbicara soal... tempat di mana orang lain merasa nyaman dan bahagia karena melihat dan mengalami kemuliaan TUhan!

Kita, umat Tuhan, mempunyai tugas dari Dia untuk membangun 'istana' bagi sesama kita. Semakin banyak istana-istana yang kita bangun untuk semakin banyak orang yang tak beristana... semakin senang Tuhan yang mengutus kita!

Dalam keseharian kita, kita bangun tempat nyaman di mana orang lain bisa merasa bahagia karena melalui kita (dan semua yang kita lakukan!) mereka bisa melihat dan mengalami kemuliaan TUhan!

Istana... penuh dengan barang-barang indah, perabotan yang berkilau dan bersih, aroma yang semerbak mewangi, ornamen dan hiasan yang terbuat dari emas, mutiara, berlian dan semua semua yang ASLI, MURNI dan BERKUALITAS!

Mari kita lihat hidup kita....
Apakah di dalamnya sudah berisikan, PENUH, dengan hal-hal indah, berkilau, harum, asli, murni dan berkualitas?

Kalau sudah... berarti kita sudah dan sedang terus membangun istana bagi orang lain! Kalau belum... berarti kita hanya membangun 'gubuk reot' buat orang lain!

2. Sediakan diri untuk dipakai Tuhan sebagai alat penggenapan janjiNya!

Tuhan yang memiliki janji, Dia yang mengatur segala perencanaan untuk penggenapan janji itu... tetapi Dia juga memerlukan 'orang-orang' yang bisa dan bersedia Dia pakai sebagai alat penggenapan janjiNya itu!

Hiram menyediakan diri untuk mau bekerja sama dengan Tuhan untuk menjadi berkat bagi Daud. Hiram bersedia dipakai Tuhan menjadi alat dan media penggenapan janjiNya. Karena Hiram 'bersedia', maka istana bagi Daud berhasil terbangun!

Dalam keseharian kita...
Untuk bisa membangun istana bagi orang lain, untuk menjadikan hidup kita berarti bagi orang lain, untuk bisa memberkati orang lain... kita dituntut untuk 'menyediakan' diri dan mau bekerja sama dengan TUhan!

Kalau kita bersedia dipakai Tuhan sebagai alat penggenapan janjiNya... dalam prosesnya, kitapun menikmati berkat luar biasa... yaitu TERPILIH MENJADI BAGIAN DARI PROYEK PEKERJAAN TUHAN YANG BESAR!

Dari sisi Daud!

1. Jangan menuntut atau mengharap imbalan dari orang-orang yang kita layani.

Sebelum cerita ini, rupanya Daud adalah seorang 'raja tak beristana'. Padahal Israel adalah sebuah bangsa yang besar. Di bawah kepemimpinan Daud, angkatan bersenjatanya meraih kemenangan demi kemenangan dalam perang dan berhasil menahlukkan bangsa-bangsa lain.

Untuk memimpin bangsa yang besar ini, tentu perlu kerja keras luar biasa. Setelah semua kerja keras dan perjuangannya sebagai raja sebenarnya 'sah-sah' saja kalau Daud menuntut atau meminta kepada Tuhan atas sebuah istana.

Tetapi ia tidak melakukannya. Daud tetap melakukan tugas-tugasnya yang berat sebagai raja untuk memerintah bangsa Israel. Daud tetap dengan setia maju perang bersama tentaranya. Dia tidak 'menuntut imbalan' dari bangsa Israel untuk membangunkan istana baginya. Sepertinya dia tidak 'pusing' mau dapat imbalan atas jerih lelahnya atau tidak!.

2. Yakini janji Allah

Daud menikmati saja pekerjaannya, pelayanananya! Masalah balasan dan penghargaan... dia serahkan saja di tangan Tuhan sebagai hak otonomi dari Tuhan!

Berdasarkan pengalaman-pengalaman pribadinya dengan Tuhan, Daud yakin bahwa Tuhan di pihaknya. Dia sangat yakin bahwa janji Allah akan terwujud baginya.

Seberapa besarkah keyakinan kita akan janji Allah? Dalam saat-saat di mana (seolah) tidak tampak sama sekali tanda-tanda perwujudannya... masihkan kita sanggup menyakini sepenuhnya bahwa janji Tuhan itu PASTI terjadi?

3. Yakini 'kemaha-kuasaan' Tuhan untuk menggunakan apa saja, siapa saja untuk menggenapi janjiNya.

Dan lihat bagaimana di akhir cerita ini, bahwa Tuhan sudah merencanakan dengan detail bagaimana membangun istana bagi Daud. Bukan bangsa Israel yang 'dilayaninya' yang membangun istana bagi Daud... melainkan raja lain, Hiram dari bangsa lain!

Tuhan sanggup menggerakkan dan menggunakan apa saja dan siapa saja untuk memberi kemuliaan bagi kita. Untuk membalas segala jerih lelah kita dalam pelayanan. Untuk menghargai segala yang kita kerjakan dan kita buat bagi Dia.

Tetapi Tuhan akan melakukan segala perkara besar ini JUSTRU kalau kita TIDAK mengharapkannya dan mulai berhitung dengan Dia. Jangan mengerjakan pelayanan, jangan berbuat baik, jangan bekerja bagi Tuhan dengan penuh perhitungan!.

Speerti Daud, mari kita lakukan saja pekerjaan Allah dalam hidup kita, nikmati saja perjalanan kita bersama Tuhan, dan hal lainnya akan dengan sendirinya mengikuti. Karna Dia sudah mengatur dan merencanakannya dengan matang menurut caraNya!

4. Know our value!
(Kenali betapa 'berharganya' pengalaman hidup kita bersama Tuhan!)


2 Samuel 7 : 8-10 8. Oleh karena itu, beginilah kau katakan kepada hambaku, Daud: Beginilah firman Tuhan semesta alam: Akulah yang mengambil engkau dari padang, ketika menggiring kambing domba, untuk menjadi raja atas umatKu Israel. 9. Aku telah menyertai engkau di segala tempat yang kau jalani dan telah melenyapkan segala musuhmu dari depanmu. aku membuat besar namamu seperti nama orang-orang besar yang ada di bumi. 10. Aku menentukan tempat bagi umatku Israel dan menanamkannya sehingga ia dapat diam di tempatnya sendiri dengan tidak lagi dikejutkan dan tidak pula ditindas oleh orang-orang lalim seperti dahulu,

Kalau kita menghitung, menyimpan, mengingat dan menghargai betapa banyaknya yang telah Tuhan lakukan bagi kita dan betapa indahnya perjalanan hidup kita bersama Tuhan... maka kita tidak akan mungkin kecewa. Kita akan 'tahu diri' betapa banyaknya hal besar yang sudah Tuhan lakukan bagi kita di sepanjang perjalanan hidup kita, yang akhirnya membawa kita sampai di tempat dan posisi hidup kita saat ini.

Bukankah kalau kita berada di keadaan hidup dan keadaan rohani yang baik saat ini, semua adalah bukti Tuhan telah sertai kita selama ini?

Kalau tidak karna penyertaan Tuhan ....
Di mana kita berada sekarang ini?
Seperti apa kondisi rohani kita saat ini?

Yang lebih berharga dari berkat-berkat Tuhan adalah Dia Sang Pemberi berkat!
Yang lebih indah dari penyertaan Tuhan adalah Dia Sang Penyerta!
Yang lebih manis dari perjalanan bersama Tuhan adalah Dia yang Berjalan bersama kita!

Kalau kita tahu 'harga' kebersamaan kita dengan Tuhan, kita tidak akan pernah kecewa...
dan tidak akan pernah kehilangan 'mimpi' bersama Tuhan. Kita tidak akan pernah kehilangan 'cita-cita' dan 'harap-harap cemas' untuk menantikan pengalaman-pengalaman baru yang manis bersama TUhan!

Mari kita, fokuskan pelayanan kita, perjuangan hidup kita sebagai umat Tuhan, bukan pada berkat-berkat dan hadiah dari Tuhan... tetapi pada Dia Sang Sumber!

"Selamat membangun istana bagi orang lain,
Selamat terus 'bermimpi' dan melakukan hal-hal indah bersama Tuhan,
Tuhan memberkati!"



(Kikz)

No comments: